Rabu, 12 Oktober 2016

penggunaan produk fermentasi feses puyuh



Makalah Penggunaan Produk Fermentasi Feses Puyuh Terhadap Burung Puyuh

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Usaha peternakan mempunyai prosfek untuk dikembangkan karena tingginya permintaan akan produk peternakan. Usaha peternakan yang banyak diminati oleh masyarakat saat ini salah satunya adalah usaha peternakan puyuh, hal ini dikarenakan burung puyuh (coturnix-coturnix japonica) merupakan salah satu komoditi unggas yang mempunyai peran prosfek yang cukup cerah sebagai penghasil telur. Burung puyuh juga mempunyai keuntungan dari daging sebagai salah satu alternatif mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat, di samping itu bulu dan bahkan kotoran nya bisa di manfaatkan. Limbah yang dihasilkan dari usaha peternakan puyuh terutama berupa kotoran puyuh belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga masih berdampak kepada pencemaran lingkungan.
            Ketersediaan pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha pemeliharaan ternak. Seiring dengan meningkatnya harga pakan komersial akibat tinggi nya peternakan semakin meningkat karena 60%-80% biaya produksi berasal dari pakan (subamiya, 2009). Selama ini pakan alternatif kebanyakan hanya di campur dengan dedak dan jagung atau bahan pakan lainnya yang setiap harinya mengalami kenaikan harga. Makanan tambahan konsentrat yang sudah ada di pasaran harganya cukup mahal berkisar Rp 15.000/kg  tidak ada salahnya kalau kita dapat menyajikan makanan alternatif yang gizinya tidak jauh berbeda dengan pakan puyuh dipasaran.
            Sehingga untuk menurunkan biaya produksi dari pakan, perlu dicarikan bahan alternatif  yang dapat digunakan sebagai pakan salah satunya adalah pemanfaatan limbah feses puyuh sebagai pakan ternak. Feses puyuh dapat ditingkatkan kualitasnya dengan pemberian Efective microorganisme (EM4). Dengan pemberian EM4 dapat meningkatkan sampai 22,9% (lahay,2007).  EM4 merupakan kultur campuran mikroorganisme yang terdir dari bakteri fotositensis, lactobacillus sp., Streptomyces sp;  jamur pengurai sellolusa, bakteri pelarut fospat serta ragi yang dapat meningkatkan dekomposisi limbah.
            Kotoran puyuh mengandung protein, unsur N (nitrogen), P (fosfor) ,K ( kalium)  dan masih banyak unsur lainnya, sehingga kotoran puyuh dapat dimanfaatkan dari pada terbuang begitu saja. Ramaiyulis dan Nilawati (2009), kotoran puyuh mengandung kadar protein tinggi serta banyak mengandung unsur hara makro maupun mikro. Unsur posfor dalam pupuk kandang sebagian besar berasal dari kotoran padat, sedangkan nitogen dan kalium berasal dari dari kotoran cair (santosa 2002; rinsema, 1993).  Pemanfaatan limbah dari ternak puyuh tidak hanya pada kotoran saja tetapi sisa pakan juga dapat dimanfaatkan bersama kotorannya.
            Sehingga kotoran puyuh memiliki prosfek yang baik untuk  dijadikan  pakan alternatif untuk ternak lainnya. ada beberapa pakan alternatif yang dapat disajikan ke puyuh, salah satunya adalah membuat konsentrat tempe feses puyuh. Konsentrat feses puyuh adalah konsentrat untuk puyuh yang dibuat dari bahan pakan yang salah satu campurannya adalah feses puyuh yang telah difermentasi dan telah menjadi tempe. Untuk membuat konsentrat ini, diawali dengan pembuatan tepung fermentasi feses puyuh, lalu pembuatan tempe dari tepung fermentasi feses puyuh. Dengan demikian perlukan dilakukannya penelitian mengenai pemanfaatan limbah kotoran burung puyuh sebagai pakan alternatif burung puyuh.
            Penanganan limbah peternakan khususnya limbah dari ternak puyuh di Bengkulu saat ini belum menjadi perhatian. Limbah ini dibuang begitu saja di areal sekitar kandang peternakan, di buang di lubang lalu di bakar atau di buat pupuk kompos. kondisi ini menjadi salah satu penyebab pencemaran di sekitar pembuangan. Dilihat pihak limbah ini kalau dikelola dengan sentuhan sedikit teknologi dapat memiliki manfaat ganda bagi keperluan manusia dan  kelestarian lingkungan. Limbah feses dapat dijadikan sebagai pakan alternatif yaitu konsentrat feses puyuh.
            Permasalahan lainnya yang dihadapi peternak adalah pakan pabrik yang mengalami kenaikan harga setiap bulan nya seperti harga konsentrat puyuh dari harga  ke ............ , jagung......... ke......... Kendala ini berimbas kepada penurunan produktifitas burung puyuh terutama puyuh petelur. Untuk mengatasi dan mengantisipasi keadaan ini perlu dicari alternatif lain agar kebutuhan pakan dapat terpenuhi.
            Strategi pengelolaan kotoran puyuh pada masa mendatang seyogianya tidak hanya mengutamakan kepentingan ekonomi yang hanya berpola pikir jangka pendek, namun harus memikirkan dimensi ekologi ( pengelolaan berwawasan lingkungan), sosial budaya dan kelembagaan agar tercipta suatu pengelolaan limbah kotoran yang berkelanjutan.
            Limbah kotoran puyuh merupakan salah satu limbah yang banyak terdapat usaha peternak puyuh di bengkulu. Limbah kotoran puyuh ini belum banyak dimanfaatkan nbagi keperluaan peternak dan dibuang begitu saja atau di buat pupuk kompos, sehingga kotoran puyuh belum di manfaatkan secara maksimal. Limbah kotoran puyuh memilki unsur hara, maa manfaat baik dari aspek ekonomi, lingkungan, tanah maupun tanaman.

Konsentrat feses puyuh adalah konsentrat untuk puyuh yang dibuat dari bahan pakan yang salah satu campurannya adalah feses puyuh yang telah difermentasi dan telah menjadi tempe. untuk membuat konsentrat ini, diawali dengan pembuatan tepung fermentasi feses puyuh, lalu pembuatan tempe dari tepung fermentasi feses puyuh.
            Pelaksanaan pembuatan konsentrat feses puyuh akan di lakukan di rumah peneliti di kelurahan bentiring kota bengkulu.
            Bahan dan alat yang digunakan adalah feses puyuh, EM4, konsentrat puyuh, gula,air, plastik, terpal, cangkul dan lain-lain
3.2.1 alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembuatan konsentrat feses puyuh terdiri dari
                        A. Membuat feses puyuh fermentasi
Feses puyuh fermentasi adalah feses puyuh yang telah diberi EM4 dan telah melalui proses pemeraman selama 3 minggu. Cara pembuatan adalah sebagai berikut:
            Bahan
            1. 10 kg feses puyuh kering
            2. 50 ml EM4
            3. 100 ml tetes/10 sdm gula pasir/ 100 gr gula merah
            4. 2 liter air
            Cara membuat
            1. Siapkan feses puyuh 10 kg diatas plastic terpal hitam
            2. Siapkan larutan dengan campuran air 1 liter tambahkan 50 ml EM4 dan 100 ml tetes  (10 sdm gula pasir/100 gr gula merah) lalu aduk rata.
            3. Siram larutan ke feses puyuh sedikit demi sedikit sambil dicampur rata
            sampai kadar air 60% yang ditandai dengan apabila dikepal tidak buyar dan
            tidak benyek.
            4. Lalu peram dalam plastik terpal hitam selama 3 minggu. Setiap dua hari periksa apakah    terjadi fermentasi. Fermentasi ditandai dengan terjadinya peningkatan suhu yaitu 40-     600C. Jika suhu terlalu tinggi maka lakukan pembalikan, lalu tutup kembali.
            5. Setelah 3 minggu fermentasi selesai, ditandai dengan tidak terjadinya peningkatan suhu    (suhu stabil), tidak ada bau busuk.
            6. Jemur feses puyuh yang sudah difermentasi sampai kering.
            7. Giling feses yang sudah kering sehingga menjadi tepung feses puyuh






Tabel kandungan gizi feses puyuh fermentasi

Kandungan gizi(%)

Feses puyuh segar
Feses puyuh fementasi
Proten kasar
17,40
22,92
Serat kasar
23,30
18,90
Lemak
2,80
3,39
Abu
25,90
24,70
BETN
30,58
30,09
            Pada tabel 1 terlihat bahwa kandungan protein feses puyuh fermentasi adalah 22,92 lebih tinggi dibanding feses segar. kandungan ini cukup tinggi dan layak dijadikan sebagai pakan konsentrat karena persyaratan kandang protein kasa untuk pakan konsentrat adaah lebih tinggi adlah lebih dari 20% ( Ramaiyulis dan Nilawati, 2009).
            Kandungan protein feses puyuh fermentasi berasal dari ransum puyuh yang terbuang dan tercampur dengan feses. Protein tidak tercampur dengan feses dalam bentuk tidak tercerna dan amina dan amida dalam bentuk non protein non nitrogen. Disamping itu selama proses fermentasi akan bekerja yang nantinya menambah nilai protein sebagai massa mikroba (Nigam, 1998)
            Kandungan serat kasar, lemak dan BETN dalam feses puyuh fermentasi layak digunakan sebagai pakan konsentrat ternak sapi, namun kandungan yang tinggi perlu dianalisis kandungan mineral. kandungan Abu 24,70% kemungkinan didominasi oleh kandungan mineral kalsium karena tinggi kandungan mineral kalsium sesuai dengan kebutuhannya untuk pembentukan kerabang telur ( widhya dan Ramayulis, 2009).
            Pemberian feses fermentasi sebagai pakan konsentrat sapi dalam menghasilkan peningkatan pertambahan bobot badan (PBB) sapi dari 0,52 kg/ hr menjadi 0,64% atau meningakat 24% dan meningkatkan income over feed coast meningkat 16% dari Rp 15,220/kg menjadi 17,643/kg pertambahan bobot badan (PBB).
 


Daftar pustaka
Nigam, J.N., 1998. single cell protein from pineapple cannery influent. Word Journal Of Microbiology and Biotechnology.
Ramaiyulis dan Nilawati., 2009. Buku Ajar Bahan Protein dan Formulasi Ransum. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
Widhya dan ramayulis .2009. Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Kulit Kakoe Menjadi Pakan Kaya Protein Sel Tunggal Dengan Panel Strategis. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
MAAF KALAU MAKALAH NYA BELUM LENGKAP.. KARENA BARU BELAJAR..